Selasa, 21 Oktober 2014

deduksi & induksi

• Deduksi Deduksi adalah proses bernalar yang bertolak dari sebuah simpulan (umum) yang didapatkan dari hal-hal yang bersifat khusus atau individu. Penalaran deduksi ada dua macam, yaitu: 1. Silogisme Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan). PU : A = B PK : C = A S : C = B Contoh: Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil. Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib membayar pajak PU : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak A = B PK : Pak Budiman memiliki sebuah mobil. C = A S : Pak Budiman wajib membayar pajak C = B 2. Entimem Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan). Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam entimem diberikan alasan sebagai penyebabnya. PU : A = B PK : C = A S : C = B karena C = A Contoh: PU : Semua warga yang sudah berumur 17 tahun wajib memiliki KTP A = B PK : Monica sudah berumur 17 tahun C = A S : Monica wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun C = B C = A • Induksi Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum. Penalaran induksi ada tiga macam yaitu: 1. Generalisasi Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara umum. Contoh: Tembaga bila dipanaskan akan memuai Perak bila dipanaskan akan memuai Timah bila dipanaskan akan memuai Emas bila dipanaskan akan memuai Besi bila dipanaskan akan memuai Alumunium bila dipanaskan akan memuai Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai. 2. Analogi Penalaran jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga. Contoh: Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya. Dengan begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah pun dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan yang layak, serta menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi orang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang. Jadi, merawat dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang berguna sama seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik. • Hubungan Kausalitas Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan. Terdapat tiga macam hubungan kausalitas, yaitu: 1. Hubungan Sebab-Akibat Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang menjadi akibat Contoh: Tadi siang aku makan di kantin sekolah bersama dengan teman-temanku. Aku memesan menu padang. Sambal menu padang itu sangat menggiurkan dan menggugah seleraku. Aku makan begitu lahap sehingga aku kenyang. 2. Hubungan Akibat-Sebab Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat. Kemudian dicari apa penyebabnya. Contoh: Supri adalah siswa yang mendapat nilai ujian matematika tertinggi. Tidak heran bila ia mendapatkan nilai tertinggi. Semalaman Supri belajar matematika. Ia bertekad untuk mendapatkan nilai yang bagus agar tidak perlu melakukan remedial. 3. Hubungan Sebab Akibat 1 Akibat 2 Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan beberapa akibat yang lain. Contoh: Siswa A berasal dari keluarga yang kurang mampu,tetapi bercita-cita menjadi sarjana teknik. Sejak masuk SMA, ia kerja keras. Dalam pikirannya hanya ada satu target harus menyisihkan semua kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata pelajaran. Akibatnya, selama kelas satu, dua, dan tiga ia selalu memperoleh peringkat pertama. Hal itu karena kerja keras dan tekad yang kuat untuk menyandang sarjana teknik. Akibatnya, ia lulus seleksi PMDK dan ia diterima sebagai mahasiswa ITB, Jurusan Elektro. Sumber : http://aitariwijaya.blogspot.com/2012/04/paragraf-deduksi-dan-induksi.html

Minggu, 05 Oktober 2014

Paragraf DEDUKTIF

Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas. Pembahasan mengenai jenis paragraf yang satu ini biasa kita temui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD,SMP,SMA hingga Perkuliahan. Contoh dari paragraf deduktif bisa kita temukan di berbagai penyedia artikel, seperti internet, majalah, tabloid dan koran. Ciri-ciri Paragraf Deduktif 1. Kalimat utama berada di awal paragraf 2. Kalimat utama disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan Contoh : Internet adalah jaringan yang berisikan tentang informasi mendunia,sampai saat ini perkembangan internet sangat cepat dan praktis, ditambah lagi dengan seiring perubahan jaman yang semakin modern dan canggih. Mengakses internet kini tidak dipersulitkan melainkan dipermudah dengan hanya segenggaman tanggan kini kita bisa mengakses internet kapan pun,dimana pun, serta saat apapun . Dengan dibantunya judget yang berkembangan diIndonesia begitu pesat .Internet sekarang digunakan untuk semua kalangan umur, yang muda yang tua sekarang menggunakan internet dengan sangat mudah dan praktisnya. Dengan internet mungkin semua kegiatan kita dipermudahkan karena internet itu sangat luas,internet kini bukan lagi menjadi hal yang aneh dan menakjubkan melainkan internet adalah alat yang canggih yang bisa digunakan dan dipakai saat kapan saja dan untuk semua kalangan umur. Paragraf INDUKTIF Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama. Paragraf Induktif sendiri dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Generalisasi adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf. 2. Analogi merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama. Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain. 3. Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat. Contoh : Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.